Mixtape yang dibuat oleh Avoolcool dan ocehannya tentang vokalis dan band The Vines:
1. The Vines - "Sun Child"
2. The Vines - "Winning Days"
3. The Vines - "Get Free"
4. Mocca - "Secret Admirer"
5. The Vines - "Autumn Shade III"
6. Blue - "Love at First Sight"
7. The Vines - "Goodbye"
==================================================================
“Bulan kemarin hingga minggu-minggu ini selalu ditemani wallpaper dirinya di layar komputer lipat saya.
Ia menginspirasi saya untuk melakukan kegiatan menyenangkan menjadi kegilaan
yang tanpa kehilangan kendali. Entahlah, saya suka caranya terpejam hingga abu itu habis,
yang mungkin sebelumnya dipermainkan dahulu.
Hingga ia tahu, bagaimana menggali kemahiran dari penyakit lahir.”
IF CRAIG NICHOLLS MARRY ME
Maka nama anak yang terlahir dinamakan Sun yaitu ‘matahari’, walaupun ia terlahir dalam keadaan disinari rembulan atau gemuruh petir sekalipun. Biasanya ayahku pasti akan memberikan pendapat tentang nama anak. Karena kami hidup dalam keluarga muslim, jadi sebisa mungkin berikan nama anak sebagai doa dengan menambahkan unsur Islam. Sehingga nama anak kami jika perempuan menjadi Sitisun, dan Jon Syamsun untuk laki-laki.
Ya, kami terobsesi dengan ‘sun’ karena Craig Nicholls dalam band-nya The Vines menciptakan lagu Sun Child. Kali pertama aku menghidupkan lagu tersebut ketika tertarik membaca judulnya, kemudian alunan gitar pada intro membuatku sejenak untuk menyandarkan kepala pada fatamorgana hamparan hijaunya alam sambil berdendang, ‘Sun child, you're a sun child.. awoken by the spirit of the day. Will I grow wild, speaking so mild, forgot about the engine in the rain..’ Dan semua benda di dalam tubuhku bergerak diguyur hembusan angin terik matahari yang panasnya sangat seksi.
*
Craig Nicholls, aku menemukan dirinya dalam bantingan gitar di atas panggung. Saat itu juga, aku selalu terpana sampai ‘sakit’ dibuatnya.
*
Ketika dalam televisi 21 inch, aku masih berseragam putih-biru melihatnya live membawakan lagu Winning Days yang sangat aku favoritkan dari The Vines. Dulu, aku mengetahui judul lagunya ketika melihat program siaran yang sempat kubenci yaitu MTV menampilkan video clip lagu tersebut. Aku melihat, menikmati, humming dan sampai lupa memperhatikan caption nama band-nya. Sial, aku hanya melihat judulnya saja.
Ini kehidupan nyata, bukan sinetron yang serba kebetulan. Namun, saat itu memang kebetulan teman sekelasku di bangku SMP membawa buku cord gitar. Lalu iseng aku membuka tiap lembarnya dan ah! Winning Days! Lagu Winning Days! Ternyata mereka bernama The Vines.
Dan ternyata juga, sebelum Winning Days, aku telah melihat video clip mereka—yang jika aku benar—adalah bertiga memainkan Get Free. Aku ingat sekali, ketika aku tertawa di akhir lagunya satu persatu dimulai dari sang vokalis—dulu aku tak tahu namanya—macleng ke langit. Macleng adalah seperti tubuh mereka masuk ke dalam meriam dan wush! Mereka.. macleng.
Dalam lagu itu, aku sangat suka dengan karakter suara semena-mena vokalisnya, sehingga aku membayangkan jika menelpon ke rumahnya dan ia yang mengangkat, “Yo!”
“You! The Vines! OMG! I’m your secret admirer!” karena sejak jaman SMP sangat populer istilah secret admirer. Mungkin di sana aku lupa bahwa aku sedang menghubungi vokalis The Vines, bukan Mocca. Atau mungkin juga dikarenakan dari SD aku hanya seorang yang bicara dalam hati. Ya, semuanya serba mungkin.
Dan ia menjawab, “I’m gonna get free! I’m gonna get free! I’m gonna get free ride into the sun!”
“Oh, oke, bye..” ia seharusnya bernyanyi ‘My silly admirer, how come you never send me bouquet of flowers?’ dan telpon ditutup. Lebih tepatnya imajinasiku ditutup. Yang sangat lebih tepatnya lagi, entah mengapa aku melupakan The Vines. Hingga SMA pun sepertinya aku tak ingat sama sekali, mungkin karena ada lelaki lain.
*
Kamu tahu? Orang yang datang, pergi, dan datang lagi akan lebih kamu putuskan untuk menggilainya? Daripada orang yang selalu ada di dekatmu. Mungkin seperti itu rasanya ketika The Vines—yang ternyata sudah berempat—datang lagi di halaman youtube dengan live membawakan lagu Autumn Shade III. Dan kamu tahu? Craig Nicholls, sudah tumbuh dewasa. Dan kamu tahu artinya, kan? Saat itu akhirnya aku mengetahui namanya! Padahal sebenarnya caranya sangat mudah, aku hanya googling saja menggunakan internet.. Hem.
Sekitar perkuliahan semester.. berapa ya aku agak lupa, kira-kira semester.. berapa ya, untuk mengira-ngira saja susah sekali. Ya, pokoknya semenjak perkuliahan kali ketiga atau keempatnya aku pindah kos-kosan, disana pula lah Craig Nicholls seperti membimbing jemariku untuk ‘Bukalah Wikipedia.. bukalah.’ Dan aku menemukan Craig Nicholls memiliki penyakit lahir, bernama Asperger Syndrome. Pantas saja, ketika live di atas panggung ia tampak memikat mata, hati, dan pikiranku.
Katanya, dulu ia kesulitan di saat harus menghadapi kerumunan orang dari atas panggung karena itu. Aku juga mengetahui ada beberapa personil band yang mengalami hal semacam itu. Tapi entah mengapa aku merasa Craig Nicholls sangat berbeda, mungkin karena Love At First Sight—itu bukan nama penyakit, tapi judul lagu dari boyband Blue.
Aku tidak akan menjelaskan apa itu Asperger Syndrome, biarkan lah ahli psikologis yang menceritakannya. Karena aku hanya menyukai bagaimana ia sesuka hati mengerahkan nyawanya di depan microphone dan senar gitar. Yang nyatanya, seperti disana lah ia mendunia sendiri. Dan ia sudah berhasil mengajakku tanpa kesadarannya, karena ia sakit hingga aku pun.
*
Jika Craig Nicholls menikahi aku, mungkin sebelum berencana memberi nama anak, ia harus seiman dulu denganku, dan mau mempertimbangkan tentang membuat rumah, galeri, perpustakaan, kolam renang, panggung musik, dan WC di dalam Kebun Raya Bogor. Mungkin Craig akan sangat setuju, tapi orang tuaku dan pemerintah daerah pasti tidak setuju.
Jadi, kami akan berpisah, walaupun belum pernah bersatu dalam artian nyata. Dan di dalam udara matahari yang telah membungkus tubuhku ini, aku mendengar Craig dan teman-temannya bernyanyi Goodbye: Ooh.. Living now without you is cold and grey/Ooh.. How I wanna touch you and see your face/But now it’s over for you and I/Into the end/Goodbye//Ooh.. Waking in the morning I look outside/Memories coming back to hold me then make me cry/‘Cause now it’s over for you and I/Into the end/Goodbye//Into the end/Goodbye///
*
Tapi, sebenarnya kami sudah menikah, lewat lagu-lagunya.
***
(Sumber foto:
Ada kalanya manusia lalai untuk mencatat
alamat website ketika mengunduh.
Maaf dan terimakasih untuk
sang fotografer)
Maaf dan terimakasih untuk
sang fotografer)