Jadi, Kucil mencoba mencari peruntungan menjadi kekasih dari para kendaraan yang ditinggal sementara oleh majikannya.
Tak lama, dan mungkin agak lama, sebuah mobil datang ke arah Kucil. Ia berteriak. Kasir di dalam minimarket melihat ke arah luar dari kaca lalu geleng-geleng kepala, mungkin ia sedang asyik dugem.
Kucil beraksi memarkirkan mobil sedan itu, “Terus, terus! Terus aja, Bos!”
Si Bos mobil itu berhenti dengan muka heran.
Kucil akhirnya menghampirinya ke sebelah kaca lalu memutar-mutar pergelangan tangan. Si Bos menurunkan jendelanya, maksudnya tidak dicopot lalu diturunkan, ya tahu lah seperti apa, tak perlu norak untuk mengartikannya.
“Bagaimana bisa kau bilang terus-terus? Mau merusak mobilku? Lihat itu, mepet!” bentak Si Bos.
Kucil tertawa kecil, “Maksudku agak mundur sedikit. Lihat kan, Bos, mepet?”
Si Bos memundurkan mobil.
Dan, “Ah!
Woles aja, Boooos!”
Mobil Si Bos menabrak motor di belakang yang baru datang.
“Bunuh saja aku! Bunuh saja aku!” teriak Kucil sambil memukul dadanya dengan tangan kanan setelah merogoh saku celana dan menarik kainnya agar mencuat keluar.
“Aku tak punya uang untuk menggantinya, bunuh saja aku..”
***