Kucil kesepian.
Kucil dikucilkan.
Kucil berharap.
Kucil suka sama Harap.
Tapi..
Bagaimana jika Harap diharapkan oleh orang lain? Maka Kucil akan merasa sangat dikucilkan.
Kucil tidak jadi menangis kesal ketika rumah diketuk dengan berentet tanpa sabar. Ia bangun dari kegelapan, karena tadi lagi dibalik selimut, menuju pintu depan dan membukanya dengan cepat.
“Kau kalau kabur jangan balik lagi dong!
Labil deh,” Kucil masuk ke dalam rumah dengan kesal.
“Kunci rumahku ilang waktu aku lagi di toko kasur, Cil. Aku rasa kunci itu nyelip masuk di dalam springbed yang aku taksir. Ya udah aku robek itu kasur dan masuk ke dalem, nyari itu kunci.”
“Terus ketemu?” tanya Kucil sambil mengamati Harap yang membersihkan kacamatanya.
“Nggak sih,” jawab Harap kecewa sambil memakai kacamatanya kembali, “Tapi disana enak sih, jadi aku tidur sampe dua hari di dalem springbed. Nggak kerasa banget!” ungkap Harap gembira.
“Kau nggak laper, nggak haus, nggak kebelet pipis?”
“Nggak. Aku bener-bener tidur terus nggak berhenti-berhenti kayaknya. Cuma hatiku agak bergetar di tiap jam 04.30, 12.00, 15.30, 18.00, dan 19.00; tapi ya bablas aja gitu. Untung kau misscall aku terus, kalau nggak, bisa selamanya deh aku disitu.”
“Darimana kau tahu hati kau bergetar tiap jam segitu?” tanya Kucil heran.
“Soalnya aku denger suara tabuhan apa gitu sama ada cowok nyanyi, abis itu aku liat jam tangan, abis itu merem lagi.”
***