Ada yang sangat ingin kautemui? :)

Ruang Televisi: "Tentang Ayah dan Ibu."

“Begitu lah, Kucil, ceritanya. Lalu apa ceritamu?” tanya Harap menutup buku imajinernya.

Dengan cepat Kucil menutup wajah Harap memakai bantal buluknya, “Kau cerita saja beluuuumm! Hah!!” Kucil gemes.

Harap tertawa di antara sela-sela bantal buluk Kucil hingga terbatuk-batuk.

Kucil melepas siksaannya dengan wajah datar.

Sisa-sisa tawa Harap masih terdengar.

“Cepat lah ceritakan,” Kucil berduduk sila menghadap Harap di atas sofa bambu depan televisi. Tempat favorit mereka.

“Kau yakin ingin mendengarkan?” Harap mulai berhenti tertawa, “Mungkin bagimu cerita ini akan sangat membosankan, lho.”

Kucil menggeleng, “Jangan suka mendahului seperti itu.”

“Oke,” Harap memasang kaki bersila, pun di atas sofa bambu. “Keluargaku sangat sempurna.”


Harap menoleh pada Kucil, “Hanya itu intinya,” Harap tersenyum.

“Sekarang giliranmu, Kucil!”

“Kau tak pernah mengalami masalah dalam keluargamu?” tanya Kucil heran kemudian menyeruput teh manis buatan Harap.

Harap berpikir.

“Jangan berpikir,” sela Kucil dalam putaran bola mata Harap.

“Aku mengingat-ingat, Kucil.”

“Jangan bilang kau mengingat-ingat karena kalian tak miliki masalah sedikit pun.”

“Ya!” Harap seperti mendapatkan jawaban kuis.

Wajah Kucil seperti mendapatkan kenyataan bahwa ia adalah makhluk yang paling hina. Berkali-kali Kucil memandang ke arah jendela yang bertiupkan angin, menyeka wajahnya dengan bunyi gemericik kolam yang penuh teka-teki.

“Aku percaya.. kau bukan seorang pembohong,” pandangan Kucil kembali pada sosok di depannya.

Harap membenarkan duduknya, seperti merasa tidak nyaman dengan pandangan sosok di depannya.

Harap batuk-batuk.

“Sepertinya aku perlu istirahat,” Harap bergegas berdiri. “Aku migrain.”

Harap berjalan gontai menuju kamarnya.

“Kau batuk, bukan migrain,” Kucil tersenyum kecut.

“Ya, begitu pun seharusnya kau jangan terlalu percaya bahwa aku tak pernah berbohong,” Harap menutup pintu kamarnya dari dalam.

Ada jarak.

***

Ini bukan kalimat basa-basi dari mereka,
melainkan karena kau harus benar-benar baik-baik saja..

Ini bukan kalimat basa-basi dari mereka,<br>melainkan karena kau harus benar-benar baik-baik saja..